Sabtu

melintasi waktu


Waktu adalah mahkluk yang Ia cipta dari kesadaran kita, tentang betapa terbatasnya panjang lintasan di atas mana kita bisa menapaki. Ia adalah ruang, di mana di luarnya kita tiada, dan di dalamnya segala kemungkinan kita jelajahi. Sebagian merasakan betapa lapang dan luas sang waktu memberinya kebahagiaan. Sebagian besar lainnya terhimpit seakan ditindih dan dijepit waktu yang tak melepasnya, dan ia tak dapat lari kemana-mana.

Bahagia dan duka, kelapangan dan kesempitan sesungguhnya adalah karuniaNya untuk mendidik manusia. Agar ia dapat melihat bahwa waktu sangatlah berharga. Sebagaimana sehat dapat disadari manakala sakit. Sebagaimana bahagia dapat dihargai manakala duka melanda. Ia lah Al-Qabidh,..Yang Maha Menyempitkan. Dan Ia lah Al-Basith...Yang Maha Melapangkan...

Keluasan dan kelapangan adalah karuniaNya, sehingga kita bisa mewujudkan sebanyak-banyaknya kemungkinan yang mengantarkan kita semakin mendekatiNya. Kesempitan dan keterhimpitan adalah anugerahNya, untuk kita berhenti dari rasa besar diri dan ego yang menguasai...dan kembali bersimpuh menyadari, bahwa segala apa yang kita punya dan semua yang kita bisa raih adalah semata atas kehendak dan belaskasihNya Yang membukakan jalan-jalan sebab bagi pemenuhannya. Dan kita sejatinya tak memiliki kekuatan apa-apa untuk mendorong-menjauhkan ataupun menarik-mendekatkan. Laa hawla wa laa quwwata illa billaah...

Setiap saat adalah berharga....
..