Jumat

Suluk Sampan (4)

WARNING!: HARD STUFF. Tulisan ini barulah setitik dari sebuah perjalanan panjang pengembaraan ruhani. Jangan tergesa. Mulailah dari langkah satu, kemudian langkah dua, dan runtun. Alangkah jauh jarak antara mengetahui dengan mengerti. Dan alangkah jauh jarak antara mengerti dengan memahami. Dan lebih jauh lagi jarak antara memahami dengan...memiliki. Akal bukanlah segalanya, karena sangat terbatas kekuatannya. Hanya kerendahan hati yang bisa memahami...


Tersentak sampan dari buaian, kesadarannya terbuka dan semesta seakan melingkupi menenggelamkan kediriannya.....Terpana dalam samudera pesona,

"Sembah kalbu(cipta) akhirnya hanyalah citra pantulan dari cahaya hakiki. Gusti Allah adalah Cahaya yang menampakkan segala, sementara yang lain adalah tiada secara asali. Citra dari pantulan sifat dan kehendakNya!!... bening cerminnya, tajam citranya. syareat membersihkan sang cermin, tarekat meminyaki mengkilapi.

Gusti Allah adalah awal dari cipta, kehendak, dan ikhtiar yang membawa kita dari satu titik ke titik berikutnya. Membentuk lintasan menuju kesempurnaan... menuju kepadaNYA !!.. Gusti Allah adalah awal dan Allah pada akhirnya. Demikian lengkapnya. .. Sangkan Paran !!..Subhanallaah!!...."

Sungai tersenyum, sambil melepas sampan ke samudera tujuan....

"Segara kinemu panggih,... samodera raya yang sebegitu luasnya saling bertemu pada kenyataannya. Pun kiasan bagi ilmuNya.

"Sinurat sinuruhmatu,... segala yang tersurat dalam semua kitabNya, termasuk ayat-ayat kauniyah yang tersebar di jagat raya ini, memang dimaksudkan sebagai rahmatNya bagi para pencari yang menemu. Gusti Allah membimbing kepada cahayaNya, siapa-siapa yang Dia kehendaki... "


..