Jumat

Kebaikan Dalam Tataran Ilahiah

Ketika Kanjeng Nabi Khidir membinasakan seorang anak kecil dengan kedua tangannya, bahkan seorang Nabi Musa pun menolak realita itu. Di hadapan mata akal dan perasaan manusiawinya, tindakan sang guru itu adalah sebuah kekejaman dan kebiadaban. Tidak berperikemanusiaan. Namun belakangan, ketika kepadanya dibukakan lintasan realita pada tataran keilmuan ilahiah, maka ia menjadi paham. Dalam perjalanan waktu, sang anak akan tumbuh menjadi penjahat besar dan penentang tuhan yang akan menyengsarakan keluarga dan kehidupan di sekitarnya.

Sesungguhnya realita tidak berhenti di saat ini, pada detik ini. Dalam tataran keilmuan ilahiah, realita berjalan dan menyebar jauh melintasi ruang dan waktu. Bahkan jauh melampaui umur hidup kita.

Berbaik sangkalah kepada IA Yang Maha Rahmaan, yang telah menciptakan makhluq dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Berbaik sangkalah kepadaNYA yang telah memelihara kita selama ini, dan dengan diam-diam telah memenuhi semua kebutuhan kita. Maha suci Gusti Allah dari sifat-sifat yang jahat dan buruk. Sesungguhnya kasih sayangNya kepada makhluqNya melebihi cinta kasih kedua orangtua mereka. Demi Allah, bahkan sayap nyamuk menggetarkan kesaksian kepada kesucianNya !

Bahkan ketika IA mengambil kembali puluhan ribu, ratusan ribu, atau bahkan jutaan jiwa dari kita. Subhanallah, IA Maha Suci dan Maha Mensucikan…Allahu Al-Quddus. Allohu al-Muqaddas.. Semua kejadian adalah kehendakNya melalui jalan-jalan sebab yang dihamparkanNya. Semua untuk kebaikan kita. Meskipun akal dan perasaan manusiawi kita menyematkan nilai kekejaman, kesadisan, kepedihan, dan penderitaan kepada kenyataan pahit yang terhampar. Meskipun rasa kemanusiaan kita senantiasa menolak bencana ketika itu terjadi, memberontak dan bahkan seringkali menyalahkanNya.

Sesungguhnya IA Maha Mengatur dan Memelihara seluruh ciptaanNya. Semuanya. Tanpa terkecuali. Dalam kebaikan, untuk kebaikan, dengan kebaikan. Semua aturan hidup dibentangkanNya untuk memuliakan manusia di dunia ini. Dalam rahasia rencana-rencanaNya, semua kebaikan mengalir menyelimuti kehidupan manusia semuanya.

Dan ketika kita melihat banyak wajah kecil dengan tangan-tangan kecil, dan banyak orang baik, dan wanita, dan para orang tua, dalam barisan jiwa yang kembali itu…Maka sesungguhnya Gusti Allah lebih mengetahui kesucian dan kebaikan sebesar zarrah dari makhluqNya. Dan IA tak pernah berlaku zhalim terhadap sebesar zarrah kebaikan dan kesucian.