Minggu

Dunia Satu Cerita


Dunia tak pernah berubah sepanjang bentangan sejarahnya. Kisah tak pernah menemukan episode yang berbeda tuk diceritakannya, dan manusia selalu saja menggunakan topeng yang itu-itu saja. Layar peradaban terus berganti, tetapi adegan tak pernah basi. Pesta, duka, tawa, airmata, kelahiran, kematian, kemuliaan, kebiadaban, kemakmuran, kemiskinan, kebijaksanaan, penindasan, kedamaian, pembantaian dan penjajahan, muda, menjadi tua, tabiat, hasrat, keinginan, angan, mimpi-mimpi... tak ada yang berubah semuanya tetap satu cerita.

Alatnya berbeda, sesuai apa yang diberikan oleh zaman. Setting-nya berbeda, sesuai dengan layar peradaban. Namun gerak hati tak pernah jauh dari duka, bahagia, duka, bahagia, duka, bahagia..demikian seterusnya gelombangnya membolak-balik mengangkat manusia dan menenggelamkannya.

Ilusi, fantasi, asumsi, bayangan dan harapan yang bertumpuk, terlahir ketika kita menyematkan nilai-nilai tertentu kepada situasi atau sesuatu. Menyenangkan, menyedihkan, membahagiakan, menyengsarakan, nikmat, bencana, tawa, air mata... Nilai-nilai serta pengalaman terus-menerus berubah. Dan hati kita terus-menerus dibolak-balik kenyataan.

Menyandarkan diri kepada perjuangan untuk meraih atau menolaknya, ternyata hanya akan membawa kita pada ketidakpastian yang membingungkan. Ilusi dan nilai yang kita berikan kepada setiap kejadian berubah sepanjang waktu. Bayangan datang dan pergi selalu. Bersibuk diri untuk mengejar atau menghindar justru semakin menjauhkan kita dari kelegaan dan kedamaian jiwa ...