Rabu

Merendahmu

Gusti Allah memberikan cobaan dalam berbagai rupa. Cobaan berupa kesenangan, cobaan berupa kedukaan. Cobaan dalam kesehatan, cobaan dalam kesakitan. Semuanya adalah caraNya untuk mendidik manusia makhluqNya. Cobaan adalah caraNya untuk mendekatkan mereka kepada IA. Karena dalam kesempitan manusia akan kembali merendah, bersujud, dan memohon kepadaNya.

Cobaan sakit dan kepedihan adalah jalan yang akan mengantarkan manusia kepada derajat yang lebih mulia. Kesadarannya akan keMahakuasaanNya, kesadaran bahwa hanya IA pemilik semua kekuatan, penyembuh, dan obat, bahwa hanya IA pemilik semua kehendak dan berkuasa atas semua kenyataan kehidupan...semua kesadaran itu akan mengangkat derajat manusia kepada kemuliaan di sisiNya.

Sesungguhnya, cobaan berupa kesempitan dan penderitaan adalah jauh lebih baik daripada cobaan berupa kelapangan, keberlimpahan, dan kesenangan dunia. Dalam kesempitan kita akan jatuh bersimpuh bersujud merendah kepadaNya. Dalam kesenangan kita sering lupa dan terlena.

Bukan penyakit yang jadi masalah. Bukan kesempitan yang membuat kita menderita. Tapi bagaimana hati ini mensikapi semuanya. Tabah, tawakkal dan berserah diri kepada keMahakuasaanNya. Ikhtiar adalah bentuk pengabdian kita sebagai seorang makhluq, tapi dalam tiap ikhtiar seyogianya kita penuhi dengan kesadaran bahwa semua ini semata adalah kehendakNya. Pasrahkan hati, timbang dan introspeksi diri. Dalam kesempitan, perbanyak bisikan memohon ampun. Dalam kesakitan, perbanyak bisikan taubat. Dalam kelapangan dan keberlimpahan, perbanyak sujud merendahmu di hadapan IA yang telah memberimu banyak karunia tanpa engkau minta.

Saat cobaan, adalah saat di mana gerbang istana sedang dibukaNya untukmu. Menunggumu melangkah menghampirinya, dan memasukinya dengan penuh merendahmu....hati dan jiwamu...