Rabu

Mukadimmah Semesta

"Apa yang harus aku tuliskan, duh Gusti?",

tanya Qalam sang Pena saat telah menjadi wujudnya. Dan di ujung pena telah dihamparkan titik-titik dalam Lauhul Mahfuz, Kitab Kehidupan, dan jarak di antara dua titiknya adalah sejauh dua tahun pengembaraan.

"Tuliskan semua kisah kehidupan, semua perjumpaan dan perpisahan. Semua kelahiran dan kematian. Semua lintasan dan persinggungan peran. Setiap helai daun kapan ia berguguran. Setiap degub hati dan ramainya bersitan. Tuliskan semua yang akan terjadi, untuk setiap waktu hingga tiba Hari Pengadilan nanti !", Titah Sang Pencipta dan Pemelihara alam semesta.

"Duh Gusti, dengan apa hamba harus mengawali tulisan kehidupan ini?.", tanya sang Pena kembali.
"Dengan ini, wahai Pena: Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahiim."... Dengan asma Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang...

Maka dengan penuh pengabdian dan penghormatan, sang Pena menggoreskan dirinya pada lembaran pertama Kitab Kehidupan. Menuliskan untaian kata pertama sebagai pembuka semua lintasan nasib, takdir, dan sejarah kehidupan. Bismillaah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim..... terselesaikan dalam tujuh ratus tahun waktu penulisan. Subhanallah.

Dan bertitahlah Gusti Allah SWT kepada Pena,
"Wahai Pena, betapa engkau membutuhkan tujuh ratus tahun untuk menuliskan tiga nama dari nama-nama KemuliaanKU; nama keMahaagunganKU, nama keMahapengampunanKU, dan nama keMahawelasasihanKU. Ketahuilah bahwa tiga nama ini Kuhadiahkan kepada umat manusia yang mencintai kekasihKU Muhammad saw. Dengan keMahakuasaanKU, aku bersumpah bahwa kapanpun seorang hambaKU dari pengikut Muhammad saw melisankan Bismillahirrahmaanirrahiim dengan penuh ketulusan dan ketakziman,...maka AKU akan menghadiahinya tujuh ratus tahun anugerah yang tak terhingga..dan KUhapuskan baginya tujuh ratus silap-kesalahannya"

Subhanallah..