Senin

Berhentilah Di Sini ...

Kembara hati melanglang dunia mencari bahagia. Mendaki ketinggian dunia mencari damai di atas hamparan mega. Menyelami kedalaman lautan mencari hening dalam kesunyian yang dalam. Menjelajahi padang rumput savana dan perbukitan, mencari damai pada pucuk-pucuk ilalang dan bunga-bunga yang berterbangan. Menemani malam-malam penuh kesepian melabuhkan segala kegelisahan pada rembulan yang lembut mengambang. Mengunjungi banyak hati, melabuhkan rasa dan keinginan mencintai. Duhai, hati yang mencari bahagianya...kemana lagi engkau kan mencari? Berapa jauh lagi engkau kan pergi melangkahkan kaki? Berapa banyak hati lagi ?...

Dan waktu pun berlalu, dan seakan perjalananmu tak pernah berhenti. Tak pernah sampai. Hari berganti minggu, minggu memberi jalan kepada bulan, dan bertahun waktu satu-satu berlalu. Bahagia yang engkau cari hanya sekejap hadir dalam sejenak sepi, seteguk warna-warni, sebentar kepuasan jasadi. Dan segala pencarian itu terus kembali. Doamu seakan tak menghantarkanmu. Sujudmu seakan tak menyampaikanmu. Khusyu-mu seakan tak mendamaikan hatimu... Ah..harus bagaimana lagi aku?..

Berhentilah mengembara, duhai hati yang mencari. Diam di sini. Karena sesungguhnya "perjalanan" yang sebenarnya ada dalam hatimu. Engkau "mencari" apa yang sesungguhnya telah ada bersamamu sejak awal penciptaanmu. "Jarak" dan merasa "jauh"-mu sesungguhnya adalah tipuan mata dan ilusi yang menghalangimu. Berlapis hijab dicipta oleh akal, hasrat, tabiat dan angan-anganmu..."menjauhkan" mu. Nafsumu membangun dunia bayang-bayang yang menguasai akal, nurani dan jiwamu..."menutupi" mu. Padahal semua yang engkau cari telah ada bersamamu, dalam dirimu, bahkan lebih dekat daripada urat-lehermu!!